Sabtu, 15 Maret 2014

Sindrom Cushing



Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai hal[1] seperti obesitas,impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912.
Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak memproduksihormon kortisol, yang dikenal sebagai simtoma hiperkortisolisme. Hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid sepertimedroksiprogesteron asetat[2][3] yang biasa digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit akut, atau konsumsi bahan kontrasepsi yang mengandung estrogen sepertimestranol,[4] atau menjalani adrenalektomi[5] yang biasanya mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar hipofisis.[6] Simtoma ini juga dapat dipicu oleh ketidakseimbangan metabolisme yang dikenal sebagai simtoma hiperadrenokortisisme, yaitu berlebihnya sekresi hormon ACTH akibat stimulasi berlebih hormon CRH dan VPyang disekresi.[1]
Gejala sindrom Cushing antara lain:

berat badan naik, terutama di sekitar perut dan punggung bagian atas;
kelelahan yang berlebihan;
otot terasa lemah, terutama pada daerah di sekitar bahu dan pinggul, gejala ini disebut miopati proksimal;[7]
muka membundar (moon face);
edema (pembengkakan) kaki;
tanda merah/pink pada kulit bagian paha, pantat, dan perut;
depresi;
periode menstruasi pada wanita yang tidak teratur;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar