Hampir Setahun Abi Di Medan. Bejualan Telur Ayam keliling dengan Sepeda. Kerja dengan orang cina tadi. Setelah serasa Abi punya cukup Uang. Abi memutuskan Untuk Pergi Ke India. Demi Sebuah Mimpi Dan Ilmu.
Angin
Malam semakin dingin. Seiring waktu sudah jam 9 malam. Salman Pun
Mulai Menagantuk di pangkuan Ibunya dan tertidur dengan senyum kecilnya.
Istrinya Masih Semangat mendengarkan kisah Suaiminya tercinta. Sesekali
Rida Meneteskan Air Mata Membayangkan begitu berat perjuangan Suaminya. Dan Berkata Dalam hatinya. Saya Begitu Bahagia mendapatkan Suami Yang Sabar Dan Cinta Ilmu.
Selanjutnya Abang pegi Ke Malaysia. Menuju India. Karena Kapal Laut menuju India, Berangkat dari Malaysia. Lautan Indah
Pun Menunjukkan Pesonanya. Abi Memuji Kekuasaan ALLAH yang menciptakan
Lautan biru ini. Suara ribut pun terus terdengar. di saat Solat tiba Abi
Pun Sholat. Dan Pernah di Kapal itu Abi Sangat Lapar, dan ada Seorang
Ibu dari Malaysia juga. Memberikan Jeruk pada Abang. Setelah makan Perut
Abang perih dan sakit. Mungkin karena belum diisa apa-apa sudah makan
jeruk. Akhirnya muntah dengan tenangnya.
Malam
pun semakin larut, Istrinya Membawa Salman Ke kamarnya. Ia kembali
mendengarkan cerita Suami tercinta. Sejuknya malam menambah indah cerita
Itu. Lanjut Bang ceritanya. Sahut istrinya.
Ia
dik, abang MInum Dulu ya. Haus nih.Salman Sudah nyenyak tu nampaknya.
Iya bang, dari tadi main terus. Jadinya capek lah. Lanjut bang
Ceritanya. sampai mana tadi, makan jeruk di kapal bang. Sambung
istrinya. Hari- hari abang Lalui di Laut. Hampir Sebulan lamanya.
Akhirnya
Abang tiba Di New Delhi, India. Selepas itu abang bersama teman dari
malysia mencari tempat menginap untuk semalam. Kami pun pergi ke KBRI
yang ada di New Delhi. Sesampai Di sana Bukan tumpangan nginap yang di
dapat. Malahan hinaan dan bentakan yang kami dapat. jangan tidur di
sini, tidur sana di luar. Jangan di sini.
Akhirnya kami tidur di Taman-taman kota yang begitu dingin.
Besoknya
Abang Mencari Universitas “Darul Ulum” yang di katakana Ustad dulu.
akhirnya dapat. diSana Abang belajar Bahasa Urdhu(India) Selama Setahun
Di Kampus Itu. Syekh yang Punya Yayasan Kampus itu Menyuruh Abang
Menjaga Masjid di dalam kampus itu. Setelah itu Abang terus belajar
tanpa lelah. Akhirnya Abang belum puas dengan Ilmu yang di dapat. Abang
selalu merasa kurang. Dan haus ilmu.
Selepas Di Sana Abang Bisa Berbahasa Inggris Dan Urdhu’ dengan lancar walau harus belajar selama setahun.
Abang
Di Angkat sebagai Kaki Tangan Syeikh itu. Kemana – mana selalu di ajak.
Hingga selesai sekolah di Sana Selama 7 Tahun. Selanjutnya Abang
Ingin Mencari ILmu Islam Ke Syiria. Sebelumnya Kata Syeikh itu, Abangb
Harus Mencari Beasiswa Dulu Ke Abu Dhabi. Karena Biaya di Syiria Cukup
mahal. Saran Syeikh pun Abng Indahkan. Karena abang Belum Puas Kalau
belum Sekolah di Syiria.
Waktu
pun tak terasa. Jam di dinding rumah yang sederhana itu sudah jam
setengah sebelas malam. Istrinya terus saja semangat mendengarkan kisah
Suaminya.
Terus, Dapat Bang Beasiswa nya? Tanya Istrinya.
Dapat Dek, Tapi Sangat Susah. Abang Benar –benar Extra Sabar.
Pertama
abang Tiba Di Abu Dhabi. Abang Melihat beberapa pemuda yang ingin
mengajukan Beasiswa juga. Abang pun tiba di lantai pertama dari gedung
yang lebih dari tiga tingkat itu. Maklum kantor itu Adalah Kantor yang
bergerak di perminyakan. Dan khusus memberikan beasiswa kepada Mahasiswa
yang berprestasi. Untuk sekolah ke Syiria.
Al-Shiraz,
Nama Kantor itu. Abang pun menemui orang yang akan memberikan beasiswa
itu. abang di wawancarainya. Dia ngomong bahaa arab ya bang? Tanya
Istrinya. Iya dik, Sesekali Ia berbahasa Urdhu’. Mungkin ia mau
Mengetes kemampuan bahasa abang.
Setelah
selesai di wawancarai. Abang di suruh menunggu. Abang pun keluar dari
ruangan itu dan menunggu di lantai pertama. Abang di Wawancarai tadi di
Lantai tiga. Waktu itu Masih Tangga biasa belum Tangga berjalan.
Sepuluh
Menit pun berlalu. Abang Naik ke Lantai tiga tadi. Berharap kalau-kaalu
di panggil. Ternyata belum. Hampir sejam abang menunggu belum juga di
panggil. Abang sudah lima kali bolak balik. Naik turun Lantai Satu dan
Tiga. Belum juga di panggil. Abang benar benar Tidak Sabar. Seakan
putus asa.
Kali ke Enam Abang
Naik. Barulah abang di panggil bapak yang berjanggut lebat itu. Dan ia
Berkata, Saya Sengaja lama memanggil kamu. Saya ingin mengetes kesabaran
kamu.Saya benar- benar Seakan putus asa pak. Saya sangat mengharapkan
Beasiswa ini.
Saya Tidak Punya Uang, kalu bukan dari beasiswa ini.
Kamu
termasuk orang yang beruntung. Hanya sedikit orang yang bisa dapat
beasiswa ini. Hanya orang- orang yang Di Ridhoi ALLAH. Mungkin karena
kamu benar- benar Ingin Menuntut Ilmu. Bapak bisa saja. Sahut Abang.
Selamat kamu dapat besiswa ini.
Benar
pak saya dapat?. Bapak tidak bohong kan?. Benar kan pak?.iya kamu layak
dapat beaiswa ini. Kamu pemuda yang sangat bersemangat. Dari Indonesia
lagi. Benar-benar hebat kamu Nas.
Akhirnya
Abang Tanda Tangani Kontrak Beaiswa itu. Abang lega Abang tidak perlu
mencari uang lagi Sampai tamat kuliah Di Syiria. Abang pun berterima
Kasih pada Bapak itu. Dan pergi Mencari Makan Sebagai Wujud Rasa Syukur
Abang.
Abang Pun bisa Kuliah di Syiria. hari – hari Abang Lalui Belajar agama islam Di UNiversitas Damsyik, Syiria.
Hingga
Akhirnya Selesai. Abang Melanjutkan Ke Kairo, Mesir. Ternyata Itulah
Universitas Islam Tertua Dan Terkenal Yang Dulu Abang Mimpikan. Abang
Seoalah Tidak Percaya dengan semua ini. Di Setiap Kuliah Di Negari Asing
Abang Hanya Mengambil S 1 nya Saja..
Abang
pun menginjakan kaki di Kairo, Mesir. Seperti Biasa Abang Di percaya
Menjaga Masjid di dalam kampus itu. Hingga Abang Tamat Dan Mendapatkan
Gelar Master.
Gelar yang mungkin
Di Dambakan Banyak pemuda indonesia. Tapi bukan gelar yang Abang cari.
Ilmu dan Keindahan Berjuang dalam Menggapai cita-citalah yang abang
cari.
Akhirnya Abang pulang ke
Indonesia. Abang Tiba Di Kampung Abang kecil Dulu.Dan Akhirnya Abang
bertemu dengan Ibu. Ia sudah nampak tua dan lemah. Keluarga Abang pun
Berkumpul Menyambut Kedatangan abang. Bahkan Orang Sekampung menyambut
abang Bak Presiden. Karena sebelumnya abang Mengirim Surat Pada Paman
Abang Bahwa abang Akan pulang.
Di Sana Di Gelar Syukuran kepulangan Abang semalaman.
Abang
Bertemu Dengan Kakek Yang Dulu Menghina Abang. Terus Dia Ngomong Apa
bang? Tanya Istrinya. Dia Terlihat seperti Orang yang Stres. Abang
menegurnya dengan lembut. Abang tidak memotong telinganya.? Tanya
Istrinya. Tidaklah dek. Mana tega abang. Lagi Pula Abang sudah tidak
sakit hati lagi padanya.
Abang
sangat senang berjumpa dengan Ibu. abang Memeluknya Dengan Menangis.
RIndu yang tak tertahan. Abang Mengajaknya pergi haji. Tetapi ia
menolak. Ia malah meminta Uang. Abang tidak kasih. Karena pasti untuk
anaknya yang lain ayah sama Abang.
Begitulah dek, Kisah Suka Duka Abang dalam menggapai mimpi.
Abang sangat percaya Bahwa ALLAH benar-benar Tuhan “Sang Pendengar Do’a”.
Iya ya bang. sahut istrinya.
Malam
pun mengakhiri cerita Anas. Dan Mereka pun Mengambil air wudhu’ sebelum
tidur. Dan berdo’a Kepada Tuhan Yang Menguasai Malam. Sekali lagi Tuhan
“Sang pendengar Do’a” Benar –benar Mendengar keluhan hambanya yang
memohon kepadanya. Kata anas berbisik pada Istrinya. Mereka Pun Tidur
Dengan Tenangnya. (sekian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar