Istilah sedekah mengacu pada pemberian yang bersifat sukarela dan sunat
hukumnya. Kata sedekah seakar dengan kata al-sidqu yang berarti benar.
Ini mengandung makna bahwa orang yang bersedekah telah melakukan cara
yang benar dalam menggunakan harta. Meskipun demikian, sedekah bukan
hanya dengan menggunakan harta. Sikap yang baik dan menyenangkan hati
sesama manusia termasuk sedekah. Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Senyum
simpulmu kepada saudaramu ketika bertemu adalah sedekah.'' (HR
Tirmidzi).
Islam menganjurkan pemeluknya banyak bersedekah karena hal itu tidak
mendatangkan kerugian dan membuat orang jatuh miskin, tetapi memberikan
manfaat positif dunia dan akhirat. Allah SWT akan mengganti yang
disedekahkan dengan karunia lebih baik. Allah SWT berfirman,
''Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan, barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka
Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.''
(QS 34: 39).
Melalui sedekah, Muslim akan semakin dekat kepada Allah. Ia akan dibalas
Allah SWT dengan karunia berupa kenikmatan surga di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman, ''Dan di antara orang-orang Arab Badwi itu, ada
orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa
yang dinafkahkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkannya kepada
Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah,
sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan
diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam
rahmat-Nya (surga-Nya). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.'' (QS 9: 99). Agar sedekah bermanfaat di dunia dan akhirat
kita perlu memperhatikan beberapa ketentuan.
Pertama, sesuatu yang disedekahkan merupakan yang terbaik dan disenangi
bagi yang memberikan dan menerimanya. Allah SWT berfirman, ''Dan mereka
memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan
orang yang ditawan.'' (QS 76: 8). Kedua, sedekah dilakukan secara
sukarela, ikhlas, dan tidak riya (pamer). Sedekah bertujuan menjalankan
perintah Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya. Allah berfirman,
''Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanya untuk mengharapkan
keridhoan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula
ucapan terima kasih.'' (QS 76: 9).
Ketiga, memberikan sedekah dengan wajar, tidak berlebih-lebihan dan
tidak kikir. Firman Allah SWT, ''Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula)
kikir, dan (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.''
(QS 25: 67). Keempat, pemberian sedekah tidak bertujuan mendapatkan
balasan kembali, baik dengan jumlah sama atau lebih banyak dari yang
disedekahkan. Allah berfirman, ''Dan janganlah kamu memberi (dengan
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.'' (QS 74: 6). Sedekah
dengan karakteristik di atas perlu menjadi budaya Muslim sebagai wujud
kesalehan, solidaritas sosial, dan bukti persaudaraan antara sesama
kita. Apalagi saat ini banyak saudara-saudara kita yang miskin menunggu
uluran tangan, bantuan, dan sedekah dari mereka yang mampu. Wallahu
a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar