Hingga tibalah saatnya Perang Uhud. Di
antara pahlawan perang yang bertempur tanpa mengenal rasa takut pada
waktu itu adalah Hanzhalah bin Abu Amir. Ayahnya adalah seorang tabib
yang disebut si Fasik.
Hanzhalah
baru saja melangsungkan pernikahan. Saat mendengar gemuruh pertempuran,
yang saat itu dia masih berada dalam pelukan istrinya, maka dia segera
melepaskan pelukan istrinya dan langsung beranjak untuk berjihad. Saat
sudah terjun kekancah pertempuran berhadapan dengan pasukan musyrikin,
dia menyibak barisan hingga dapat berhadapan langsung dengan komandan
pasukan musuh, Abu Sufyan bin Harb. Pada saat itu dia sudah dapat
menundukan Abu Sufyan, namun hal itu diketahui oleh Syaddad bin Al-Aswad
yang kemudian menikamnya hingga meninggal dunia sebagai syahid.
Tatkala
perang usai dimana kaum muslimin menghimpun jasad para syuhada dan akan
menguburkannya, mereka kehilangan usungan mayat Hanzhalah. Setelah
mencari kesana kemari, mereka mendapatkannya di sebuah gundukan tanah
yang masih menyisakan guyuran air disana.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wassalam mengabarkan kepada para shahabatnya bahwa
malaikat sedang memandikan jasadnya. Lalu beliau bersabda, "Tanyakan
kepada keluarganya, ada apa dengan dirinya?"
Lalu
mereka bertanya kepada istrinya, dan dikabarkan tentang keadaannya
sedang junub saat berangkat perang. Dari kejadian ini Hanzhalah
mendapatkan julukan Ghasilul Malaikat (Orang yang dimandikan malaikat).
Wallahu ta'ala 'alam
Sumber: Sirah Nabawiyah, Syeikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury
Tidak ada komentar:
Posting Komentar