Kamis, 06 September 2012
ASAL MULA NAMA-NAMA JALAN DI BANDUNG
Asal Mula Jalan Wastukancana Bandung
Jl. Wastukancana sering disingkat menjadi Wastu. Nama ini diambil dari nama seorang raja Pajajaran bernama Niskala Wastukancana. Pada saat perang Bubat, Wastukancana masih berumur 9 tahun. Ayah dan kakak Wastukancana, Prabu Linggabuana dan Dyah Pitaloka, gugur di medan Bubat. Wastukancana naik tahta saat umurnya 23 tahun. Beliau memegang singgasana Pajajaran selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari.
Dahulu nama jalan Wastukancana ini adalah Engelbert Van Bevervoordeweg. Wuih, rada ribet ya untuk lidah kita :D Kapten Engelbert van Bevervoorde adalah pelopor dunia penebangan militer Belanda. Beliau meninggal dunia pada tahun 1918 setelah pesawat Glenn Martin yang dikemudikannya jatuh di Bandara Sukamiskin. Untuk mengenang jasanya, pemerintah Belanda membuat patung dirinya pada tahun 1920. Patung tersebut diletakkan di sebuah tikungan jalan yang sekarang adalah Jalan Wastu Kencana. Setelah Indonesia merdeka, patung tersebut dipindahkan ke Museum Bronbeek di Arnhem, Belanda.
Asal Usul Jalan Siliwangi Bandung
Dahulu jalan ini bernama Dr. De Greerweg. Kata Siliwangi diambil dari seorang tokoh mitologis dan legendaris dalam satra dan sejarah Sunda, yaitu Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi adalah raja Pajajaran yang terkenal karena kepemimpinannya dapat menjadikan masyarakat Pajajaran yang sejahtera, adil dan makmur. Jalan Siliwangi dibangun untuk memperlancar hubungan antara bagian barat dan timur kota Bandung. Pemberian nama Siliwangi dilakukan untuk mengenang tokoh bersejarah tersebut. (sumber : Buku TOPONIMI Kota Bandung oleh T. Bachtiar dkk)
Jalan ini cukup terkenal di Bandung. Terdapat mural terpanjang di Indonesia yang sering dijadikan 'kanvas' teman-teman dari Seni Rupa ITB. Kawasan jalan Siliwangi masih dirimbuni pepohonan yang besar dan tua. Jika malam hari terkadang lampu jalanan tidak menyala, akibatnya kondisi di jalan tersebut gelap gulita di beberapa titik.
Asal Usul Jalan Banceuy di Bandung
Banceuy adalah nama jalan di kota Bandung yang perpotongannya dari jalan Asia Afrika (salah satunya). Di Jalan ini kita bisa mengunjungi salah satu pabrik kopi bernama Kopi Aroma. Selain pabrik, disini juga tokonya. Jadi sambil lihat pembuatan kopi, kita bisa juga membeli kopi-kopinya.
Dalam Kamus Umum Basa Sunda (KKUBS), Banceuy diartikan sebagai kampung yang bersatu dengan istal (kandang kuda). Kampung disini artinya tempat tinggal pera pengurus kuda (dan keretanya). Dengan demikian penamaan daerah ini dilakukan atau diadaptasi berdasarkan fenomena sosiologis. Yaitu kondisi yang pernah terjadi di daerah tersebut berkenaan pula dengan hal-hal yang pernah dialami oleh masyarakat.
Kawasan Banceuy dulu pernah dijadikan tempat peristirahatan dan tempat mengganti kuda, khususnya untuk keperluan transportasi dan penyampaian benda-benda pos. Dahulu surat dikirim dengan menggunakan jasa transportasi kuda. Bagaimana kiranya jika benda pos harus dikirim dari Semarang ke Bandung? Tentu tidak cukup hanya dengan menggunakan kuda yang itu-itu saja. Tetapi harus diganti. Nah di Banceuy-lah tempat ganti kuda ini.
Dahulu pula di daerah ini terdapat sebuah loji (penjara) yang bersebelahan dengan kandang kuda. Penjara Banceuy namanya. Pemerintah kolonial penah memenjarakan Soekarno disini. Sel tempat Soekarno dikurung 'dimuseum'kan, sementara bangunan penjara yang lain telah dirobohkan dan sekarang jadi ruko. Karena lokasinya yang bersebelahan dengan kandang kuda, maka daerah ini pun pernah disebut Loji Banceuy.
Banceuy nama asal jalannya adalah bantjeuyweg dan diresmikan pemerintah kolonial pada tahun 1871. Sekarang jadi jalan Banceuy.
Read more: http://www.bandung.eu/2011/11/asal-mula-nama-nama-jalan-di-bandung.html#ixzz25htHoVNP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar